Cerita, Akhirnya Nunik Beli Rumah

Setelah sekian lama tidak nulis, ternyata banyak yang mau diceritakan, mari dimulai dengan cerita “akhirnya nunik beli rumah”

Tepatnya di depan GOR Pakansari, kalo via toll jagorawi bisa keluar di citeureup cibinong atau yang lebih deket keluat toll sirkuit sentul, sekitar 2km sampe deh di perumahan Metro Residence.

Awal tau perumahan ini karena menepati janji untuk menginap di rumah barunya mbak wiwik, ya di Metro Residence ini. Besok paginya karena bangun kesiangan, batal sudah niat untuk lari pagi di sana, diganti dengan melihat-lihat lokasi perumahan, sampe akhirnya setelah bujuk rayu mbak wiwik sekedar mampir, jadi kami ke kantor developer untuk tanya-tanya. Iya, tanya-tanya aja dulu, beli atau tidak itu soal nanti 😆

Singkat cerita, seminggu kemudian saya kembali ke rumah mbak wiwik untuk mengambil sepatu olahraga yang ketinggalan tapi sebelumnya mampir dulu ke kantor developer 😆 terus lihat2 rumah yang available, kemudian mampir ke rumah mbak wiwik.. Ngobrol banyak mengenai beli atau tidak, akhirnya memutuskan untuk transfer booking fee sorenya, seminggu kemudian transfer DP dan urus dokumen untuk KPR 😆 iya, secepat itu tanpa terlalu banyak mikir. Satu kalimat mbak wiwik yang masih diingat sampe sekarang “kalo ditunda-tunda nanti harganya makin mahal dan makin tidak terjangkau, dan sebaik2nya tempat tinggal adalah di rumah sendiri” . BAIK!

WAH HORANG KAYA! Untuk hal yang satu ini saya sangat bangga dengan diri sendiri. Alhamdulillah sekian tahun nabung, freelance dikebanyakan weekend, tanggal merah dan setelah jam kerja, akhirnya bisa 🙂 Sempat dilarang sama mami untk beli rumah, disuruh nunggu ada tanah yang laku dulu jadi beli rumahnya ndak usah nyicil tapi saya tolak. KENAPA? Jadi anak bontot dengan segala fasilitas dan kemudahan kelihatannya menyenangkan, tapi tidak buat saya, malah jadi beban. KENAPA? Karena saya pengen mandiri untuk banyak hal, tidak jadi beban orang lain, pengen melewati fase berjuang & berusaha untuk mencapai/mendapatkan sesuatu karena hanya dengan begitu saya bisa menghargai hidup, orang lain, lingkungan dan diri saya sendiri 🙂

Jadi inget beberapa tahun lalu waktu ngobrol dengan mbak oney soal kebisaan punya rumah dengan gaji yang alhamdulillah pas. Dihitunglah sama mbak oney dan dengan gaji saya, saya hanya bisa membeli rumah dengan nominal sekian dengan cicilan perbulan sekian, selama sekian tahun.. Sempat keder juga, nanti pas bisa beli, masih ada harga yang segitu ndak? Jauh ndak dari jakarta? yaa hal-hal seperti itu. Dan tanpa disadari akhirnya keturutan juga beli rumah yang bagi sebagian orang semacam impulsif 😆 DENGAN LOKASINYA LUMAYAN JAUH 😆

penampakan depan rumah, masih belum rapih, itu masih ada barang-barang sisa tinggiin tembok belakang 😆

Terus keingetan lagi kalo sejak tiba di jakarta, ndak mau punya rumah karena yang masuk budget pasti diluar jakarta dan effortnya gede, mau ganti mobil aja, rumah masih bisa ngontrak yang penting di jakartanya ke mana-mana gampang, deket dan murah, sekarang piye nik? 😆 😆

Waktu ngontrak di mampang, di hari kerja saya masih bisa olahraga malam atau sekedar ngobrol sama temen-temen dan tidur jam 1-2an dini hari, sekarang jadi lebih teratur. Bangun jam 03.00-03.30 untuk persiapan naik bus transjabodetabek ke plaza senayan yang jam 05.15. Balik kantor jam 16.30 untuk naik bus transjabodetabek ke cibinong city mall yang jam 17.00. Sampe rumah sekitar 1,5-2 jam kemudian dan maksimal jam 10 malam sudah harus tidur.

Menjalani rutinitas seperti itu selama -+ 10hari, yang terjadi adalah badan remuk! 😆 Saya adalah manusia pagi, tapi untuk rutin seperti itu ternyata badan butuh penyesuaian.. Kok ndak naik kereta? Kenapa subuh banget? Sengaja naik bus pagi biar sampe plaza senayan tidak terlalu siang karena saya jalan kaki ke kantor yang jaraknya sekitar 1.91km, begitu pula ketika pulang kantor. KOK JALAN? untuk ukuran perempuan yang aktif olahraga 5-6 kali seminggu, ketika dibabat jadi 1-2kali seminggu itu bikin badan cranky, sangat tidak nyaman, jadilah saya akali dengan jalan kaki Plaza Senayan – kantor – Plaza Senayan, lumayanlah sehari dapet bergerak 4 kilometer kurang.

Sudah mencoba naik commuteline via stasiun bojong gede, yang ternyata semakin pagi semakin ruame orang2 yang ke Jakarta 😆 berdiri dan berdempetan pergi dan pulang kantor adalah makanan sehari-hari, ditambah lagi dengan biaya yang lebih kurang sama dengan naik bus transjabodetabek, jadinya saya lebih memilih naik bus yang pasti bisa duduk walopun waktu tempuh jadi lebih lama 30-60menit dan ada waktu untuk tidur dulu sekitar 60 menit.

Kepikiran untuk beli mobil tapi dengan hitungan pengeluaran dan waktu berangkat yang hampir sama, saya pikir lebih baik naik bus dulu, pelan2 sampe waktunya tiba untuk punya mobil lagi. Setidaknya nanti akan punya pengalaman untuk diceritakan ke anak cucu bahwa hidup itu penuh perjuangan dengan semua drama lucu sedih senang capek kesel dsbnya dan pada akhirnya semua mau tidak mau harus dinikmati dan harus bahagia menjalani.

Intinya adalah semua itu ada waktunya, pun kita berkecukupan (materi, tenaga, waktu, dll)  kalo belum waktunya yaa ndak akan keturutan, setidaknya ini menurut saya. Dan berbahagialah kalian punya teman dengan influence yang sangat positif, ada di lingkungan yang memberikan support yang luar biasa untuk segala hal yang kamu butuhkan.

Intinya ada bersyukur. Untuk ukuran perempuan single seperti saya, yang bisa melakukan apapun yang saya mau, beli apapun yang saya pengen, pergi kemanapun yang saya ingin,  pastinya tidak akan lepas dari jenis2 pertanyaan “kapan nikah?” “rumah udah punya, kapan pasangannya nih?” “kamu picky sih nik” “kamu sih kebanyakan bergaul sama berondong dan anak yang lebih muda, kan jadinya masih single aja, berondong mah buat kembang2 kehidupan aja” weeeeyyyy weeeeyyy ndak gtuuuuu 😆 😆 “rumah mah biar suami aja nanti yang beli” , nah untuk jenis pertanyaan yang terakhir ini saya punya pendapat sendiri, nanti yaa :).

Saya sangat mensyukuri apa yang dikasih Gusti Allah, mungkin sekarang rejekinya rumah dulu, menyusul kemudian lelaki yang akan nantinya akan mengakui saya sebagai istrinya. Mengikuti kemauan orang lain tidak akan ada habisnya, hanya akan mengurangi kadar bahagia 🙂 buat apa? Adanya perbedaan pemikiran dan konsep pernikahan kalaupun disandingkan dengan kemauan orang lain juga buang-buang waktu dan tenaga untuk menjelaskan/berdebat 😆 Saya akan sangat senang dan berterima kasih jika didoakan biar disegerakan 🙂 AMIN ya

MAK NUNIK PUNYA RUMAH!!!